Kamis, 03 Mei 2018

BAJU HITAMKU




Hari ini adalah hari Minggu, hari dimana setiap orang mrnghabiskan waktunya untuk bersenang-senang dengan keluarganya. Aku pun begitu, aku bersenang-senang dengan kakakku. Saat ini, kami sedang jalan-jalan di mall, Sudah berjam-jam kami disini, dari jam 08.00 pagi sampai jam 15.00 sore, waktu yang sangat menyenangkan sekaligus melelahkan.

Ketika sedang asyik melihat- lihat handphone kakakku bergetar,  menandakan ada pesan masuk. Lalu kakak membacanya.

"Raya, pulang yuk, hari sudah sore, jam 16.00 nanti  kakak ada operasi" ajak kakakku Anisa.

"Operasi besar kak? boleh aku ikut ke Rumah Sakit?  aq malas sendirian di rumah..." jawabku.

"Iya ini operasi yang besar jadi kamu ngga boleh ikut ..percuma, disana kakak akan sibuk berjam-jam nanti kamu sendirian disana." jawab kak Anisa.

"Yahh abis ini aq sendirian dong di rumah..." keluhku.

"Ngga papa lahh sayang, nanti kakak cepetin dech kerjaan kakak, biar bisa cepet pulang, dan nemenin kamu dirumah" hibur kakak.

Akhirnya aku dan kak Anisa bersiap untuk pulang. Baru beberapa langkah, aku menoleh ke arah kiri. Ada yang menarik perhatianku.
 " Kak, kayaknya kakak cantik banget dech kalau pakai baju panjang berwarna hitam yang di pajang di mannequine itu..." kataku pada kak Anisa.

"Kamu minta kakak buat beli baju itu?" tanya kak Anisa.

" Iya kak, baju itu bukan buat aq kok,buat di pakai kakak  sendiri, dalam bayanganku kakak cocok bgt pakai baju itu..." kataku.

"Yahh besok-besok  dech, kalau kakak kesini lagi..." jawab kak Anisa sambil menarik lenganku.

"Kok besok-besok? sekarang aja,mumpung kita masih disini , dan belum tentu besok bajunya masih ada.." kataku.

" Sekarang uang kakak sudah hampir habis, cuma cukup untuk makan, kita kan belanja cukup banyak  hari ini... kamu mau kakak beli baju itu tapi kita ngga makan? lagian ini sudah sore,nanti kakak telat" jawab kak Anisa.

"Oh ya udah dech, terserah kakak saja" jawabku singkat.

Dan pada akhirnya kami meneruskan langkah kami menuju parkiran mobil. Aku dan kak Anisa pulang ke rumah.

Sesampainya dirumah kak Anisa segera mandi dan bersiap- siap ke Rumah Sakit.

Kak Anisa adalah seorang dokter di sebuah Rumah Sakit. Rumah Sakit 'HARAPAN' itu lah tempat dia bekerja. Karena dia dokter ahli anestesi saat-saat operasi besar seperti itu, keahlian kak Anisa memang sangat dibutuhkan.
 Kak Anisa bilang, ketika di ruang operasi dia akan terlihat semakin keren walaupun  harus memakai pakaian khusus, masker dan penutup kepala. Aku bangga memiliki kakak seperti dia.

Ketika aku sedang asyik menonton TV.

"Raya, kakak berangkat dulu ya? kakak janji begitu operasinya selesai kakak langsung pulang" kata kak Anisa.

" Iya kak hati-hati di jalan..." jawabku.

" Iya, kamu juga baik-baik di rumah, jangan lupa kunci pintu kalau dah malam..." kata kakakku lagi.

"Iya kak..." kataku lagi.

Waktu pun berlalu dengan cepat. Malam hari pun datang. Sekarang jam menunjukan pukul 12.00 malam. Mataku sudah sangat mengantuk hingga sesekali aku tertidur didepan TV. Aku terbangun oleh suara mobil yang berhenti didepan rumahku. Rupanya kakakku baru pulang. Aku bergegas bangun untuk membukakan pintu untuknya.

" Kakak baru pulang? " kataku dengan ekspresi berantakan karena mengantuk.

" Iya Ray, tadi waktu kakak mau pulang tiba-tiba ban mobil kakak bocor, jadi kakak ke bengkel dulu, untung aja ada yang masih buka..."jawabnya.

"Kakak udah mandi?" tanyaku.

"Udah tadi waktu mau pulang..." jawabnya.

"Kakak udah makan? aq tadi masak makan malam buat kakak, tapi kayaknya dah dingin dech, biar aq panasin dulu ya? " kataku.

" Maaf Ray, bukannya kakak ngga menghargai kamu, tapi  kakak tadi udah makan bareng temen-temen dokter ..." katanya.

"Ya udah, kakak langsung tidur aja, aq udah mau tidur, ngantuk bgt..." kataku.

"Ya udah..." Kami pun beranjak menuju kamar kami masing-masing.

Dua hari berlalu dengan cepat. Pagi ini aq baru bangun dari tempat tidurku. Ku keja-kejapkan mata untuk menyesuaikan  dengan cahaya yang langsung menusuk mataku. Aku melirik ke arah jam dinding, ternyata jam menunjukan pukul 05.30 pagi. Aku bergegas untuk bangun, dan bersiap-siap.

Hari ini tanggal merah jadi aq libur dari kegiatan sekolahku. Aku sudah berencana untuk liburan bersama teman-teman satu kelasku.

Aku baru keluar dari kamar mandi. Aku melihat kakak sedang memasukkan beberapa makanan dan pakaian untuk ku bawa pergi.
 "Kamu berangkat jam berapa Ray?" tanya kakak.

"Aku disuruh nunggu di halte jam 8 kak..."  jawabku.

"Ouh, ya udah cepat ganti baju, abis itu kita berangkat,  kakak antar kamu ke halte nanti, sekalian kakak berangkat kerja..." kata kakak.

"Iya kak..."

Aku selesai ganti baju dan berdandan. Aku segera keluar dari kamar menuju depan rumah. Ternyata kakakku sudah menunggu didepan dengan mobilnya. Tidak lupa aku mengunci pintu dan segera jalan ke arah mobil.

"Ayo berangkat..." kataku dengan semangat didalam mobil.

Didalam mobil kami ngobrol banyak. Hingga tak terasa kami sanpai di halte. Kami turun dari mobil. Sudah beberapa menit aq menunggu di halte dengan gelisah tapi bus perjalanan kelasku belum juga datang. Aku melirik kearah kakak yang duduk di sampingku sambil memainkan handphonenya.

"Kak, berangkat aja duluan, nanti telat loch" kataku.

"Ngga kok, kakak nunggu sampai bisnya datang aja, kakak cuma mau memastikan kamu berangkat dengan aman" katanya tersenyum.

"Wahh kakak sayang bgt sama aku, aku jadi terharu" kataku senyum.

"Lebay  kamu, semua kakak pasti sayang sama adiknya, tuh bis nya udah datang" kata kakak sambil menunjuk ke arah bisku.

"Eh iya, aku berangkat ya kak?" kataku dengan semangat.
"Iya, hati-hati di jalan..." jawab kak Anisa.

"Iya kakak juga ..." kataku dengan semangat.
Aku segera masuk ke dalam bis.

Anisa pun berjalan menuju mobilnya. Ada perasaan senang melihat adiknya bahagia. Namun ada perasaan sedih yang membuatnya bingung kenapa tiba-tiba perasaan ini tiba-tiba datang.
'Ada apa ini? apa yang akan terjadi?'batinnya berbicara. Namun ia segera menepisnya 'Pasti ini hanya perasaanku saja' batinnya berbicara lagi.
Dan Anisa segera masuk ke mobil.

Didalam bis, Raya dan teman- teman tampak sangat bahagia. Tertawa bersama, bercanda bersama, bermain bersama sambil memakan cemilan yang mereka bawa dari rumah . Pokoknya hari itu mereka benar-benar bahagia. Tidak memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya.

Namun ketika melewati tikungan jalan, tiba-tiba ada mobil melaju kencang dari arah berlawanan. Sopir yang tidak siap akhirnya banting setir kearah kanan untuk menghindari kecelakaan. Namun bukannya mereka selamat dari kecelakaan, bis itu makah jatuh terperosok ke dalam jurang yang sangat curam yang berada di sisi sebelah kanan jalan itu. Tak satupun dari para penumpang yang selamat dari kecelakaan maut itu, termasuk supirnya.

Jam  sudah menunjukan pukul 12.00 siang. Ini sudah waktunya orang-orang berhenti dari aktivitasnya sementara untuk beristirahat. Begitupun di rumah sakit Harapan.

"Nis, kerjaan kamu selesai belum? ke kantin yuk, aq lapar bgt nih..." kata Meli, sahabat Anis.

"Udah Mel, yuk aku juga udah lapar banget..." jawab Anisa sambil menggandeng Meli.

Sesampainya di kantin, Anisa dan Meli mengambil makanan dan membawanya ke meja yang kosong.
Ketika sedang asyik makan matanya tertuju pada TV yang menyala di sudut ruangan. TV itu sedang menayang kan acara berita . Namun  yang membuat hatinya mencelos adalah ketika pembaca berita mengatakan bus pariwisata ****** yang di tumpangi adiknya mengalami kecelakaan dan tidak ada satupun penumpang yang selamat dari kecelakaan termasuk supirnya. Setelah mendengar itu Anisa langsung menangis. Melihat perubahan ekspresi sahabatnya, Meli bertanya

"Nis, kamu kenapa?"

"Itu adalah bis yang di tumpangi Raya" jawabnya sambil menunjuk arah TV. Air mata Anisa langsung turun.

" Tenang Nis, belum tentu itu bus yang ditumpangi Raya, mungkin saja itu bis yang mirip. .." kata Meli menenangkan.
" Tapi tujuan bis yang kecelakaan itu sama persis dengan bis yang ditumpangi Raya, aku telpon saja dia, aku benar-benar khawatir sekarang" kata Anisa dan mulai menelpon.
 ' Maaf, nomor yang anda tuju sedang berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi' suara perempuan dari handphonenya.
 "Tidak bisa dihubungi Mel" katanya.

 "Ya sudah, biar lebih jelas kita sekarang ke sana saja" kata Meli dan disambut anggukan oleh Anisa.

Setelah itu mereka meminta ijin dari kepala departemen untuk keluar sebentar .Mereka segera berangkat ke TKP.

Beberapa minggu kemudian....

Dipagi hari, Anisa tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa. Seperti saat sebelum peristiwa itu terjadi. Memasak untuk dua porsi, menyiapkan makanan cemilan kesukaan Raya, membersihkan barang- barang favorit milik Raya, bahkan pada hari Minggu ia suka jalan-jalan sendirian.

Saat ini Anisa sedang berada di meja makan, dia menyiapkan 2 porsi nasi makan. Satu untuk nya, satu lagi diletakkan di atas meja depannya seakan-akan makanan itu dia siapkan untuk orang lain. Anisa makan sambil melihat ke arah makanan yang menganggur diatas meja.

Setelah selesai makan ia berjalan ke arah kamar yang biasa ditempati Raya.
Setelah masuk Anisa duduk diatas tempat tidur menghadap ke arah cermin. Dengan melihat pantulan bayangan dirinya dicermin, dia berusaha menarik dua sudut bibirnya mencoba untuk tersenyum.

 " Lihatlah Ray, kakak berhasil tersenyum sekarang" katanya seolah dia berbicara dengan Raya.

Dari cermin Anisa melihat sesuatu terletak diatas meja rias Raya, Anisa mengambilnya. Ternyata itu adalah surat yang Raya tulis untuk Anisa. Air mata Anisa turun setelah membacanya.

Sekarang saat nya Anisa untuk bersiap. Anisa datang ke halte tempat terakhir dia ketemu Raya. Dia menunggu seseorang namun yg ditunggu tak kunjung datang. Akhirnya dia pergi ke rumah sakit dan bekerja untuk menghibur diri.

Anisa dulu adalah orang yang hangat,sabar, ramai, ramah dan peduli terhadap orang. Namun sejak itu, dia berubah menjadi sosok yang pemarah, pemurung, tak peduli pada orang lain, dan sering kali dia melakukan tatapan kosong, dia benar-benar seperti mayat hidup.

Tok tok tok ...

Pintu ruangannya berbunyi.

 "silahkan masuk..." katanya lemah.

 "Sudah ku duga kau pasti disini..." rupanya Meli yang mengetuk pintu.

 "Ya iya lah, memangnya dimana lagi?"kata Anisa.

"Nis, bukannya hari ini kamu harusnya cuti?" tanya Meli.

" Iya, tapi aku tak betah dirumah, lebih baik disini, bekerja..."

"Tapi, kamu harus istirahat, lihat, kamu sekarang kurus seperti ini, lagian ya kasian para dokter2 magang disini, mereka mengeluh selalu menganggur, ngga dapat apa-apa, ngga dapat ilmu, itu semua karna ulahmu" kata Meli.

"Jadi mereka sering mengeluh seperti itu? maaf, aku bahkan tak tau" kata Anisa sedikit tersenyum.

" Gitu dong, senyum jadinya cantik" kata Meli.

"Aku ingat sesuatu Mel ..."

"Apa?"

"Kamu tau kan baju hitam yang sering aku pakai? itu adalah baju pilihan Raya. Dia bilang aku akan terlihat cantik, kalau aku memakainya. Dan itu benar. Aku juga baru sadar kalau permintaannya waktu itu adalah suatu pertanda kalau Raya akan pergi. Ceritanya waktu itu, hari Minggu aku dan Raya jalan2 ke mall, dari pagi sampai sore, ketika aku mau pulang, dia melihat baju itu dipajang di depan toko baju, dia meminta aku untuk membelinya..."seketika air mata Anisa langsung turun.

Meli langsung memeluk Anisa.
 "Nis, yg kuat ya? dengar, dari dulu kamu tau, aku sebatang kara, dan lihat, aku masih hidup sampai sekarang, kalau aku bisa maka kamu pasti bisa..." kata Meli mengusap punggung Anisa.

Anisa menangis, semua kesedihannya telah tertumpahkan.

Pagi ini, Anisa keluar dari mobil begitupun juga Meli. Dengan memakai pakaian serba hitam, dia melangkahkan kakinya menuju ke sebuah tempat dimana adiknya berada.

Ya , pemakaman.

Begitu sampai dia langsung menaburkan bunga yang ia bawa, serta memanjatkan doa untuk adiknya .
" Ray, kamu pasti sedang bahagia ya disana? kamu bertemu dengan mama dan papa? atau mungkin kalian sedang bersama ? Kakak iri lohh, Ray, kakak janji mulai sekarang kakak akan kembali ceria seperti dulu, lihat Ray, ini baju yang kamu pilih waktu itu, kakak sedang memakainya...
kakak kangen sama kamu, mama dan papa " kata Anisa sambil memegang baju yg di pakainya.
Anisa menangis.
Meli yg melihatnya pun ikut menangis.

Cukup lama mereka berdua di pemakaman. Meli melihat ke langit, tadi cerah sekarang mendung.

" Nis, pulang yuk? aku ngga mau kita kehujanan di jalan" kata Meli.

" Ray, kakak pulang dulu ya? kapan2 kakak kesini lagi..." katanya sambil mengusap nisan adiknya.

" Yuk Mel"...

Dan akhirnya mereka pulang ke rumah masing2. Perasaan Anisa sekarang sudah mulai lebih baik.
~selesai~

Kamis, 11 Mei 2017

Cinta Gadis Introvert

Pagi ini aku baru bangun dari tidur lelapku. Seperti biasa, setelah bangun tidur aku langsung menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhlu. Setelah selesai sholat subuh aku langsung membantu ibuku bersih-bersih rumah, baru setelah itu aku bersiap-siap berangkat kerja. Tapi hari ini aku akan berada dirumah saja. Karena hari ini libur kerja. Cukup menyenangkan, aku bisa bersantai membaca buku , nonton tv atau asyik di jejaring sosial dirumah untuk mengistirahatkan badan dan otakku. Cukup sederhana kan kegiatanku kalau dirumah? Ketika aku sedang mencuci piring aku melihat kak Sally keluar dari kamarnya. Dia baru bangun tidur, kak Sally emang sedikit pemalas tapi bertanggung jawab kok. Setelah selesai solat dia juga membantuku mengerjakan pekerjaan rumah. Dan juga membantu ibu memasak didapur. Pukul 09.00, pekerjaan rumah sudah selesai aku sedang asyik menonton acara tv. Tiba-tiba pintu kamar kakak terbuka. Kak Sally keluar sudah dalam keadaan cantik, rapi dan wangi. Sepertinya, mau pergi. "Rapi bgt kak, mau kemana?" tanyaku. "Keluar sama temen kakak Vel, ibu mana?"jawabnya. "Di rumah tante, katanya Syifa lagi sakit..." "Oh gitu, pamitin ke ibu ya? kakak dah ditunggu soalnya..." " Emang ngga bisa ke rumah tante dulu, orang rumah tante cuma berjarak 5 m dari rumah kita. Apa susahnya sih pamit..." "Bukan gitu Velly, temen2 kakak tuh dah pada berisik di What's App ..." "Ya udah dech sana berangkat, hati2 di jalan..." "Iya, assalamu'alaikum...." ^Wa'alaikum salam...." Kak Sally pun pergi, sementara aku kembali asyik nonton tv sambil main di jejaring sosial. Ketika aku membuka facebook, ternyata kak Sandi orang yang dulu pernah aku sukai memposting status. Katanya dia baru putus dari pacarnya. Aku tersenyum membacanya. Jahat ya? ngga brmksud gitu kok. Itu artinya aku kembali punya harapan. Aku hendak berkomentar di statusnya itu, namun aku takut dia akan mengabaikannya seperti yang sudah2. Setelah aku berpikir, tidak ada salahnya aku berkomentar menunjukan kalau aku peduli sama orang lain apalagi sama dia.Setelah aku mengirim komentar, aku menunggu balasan darinya. 1 menit, 2 menit, 3 menit, dan seterusnya, ternyata kak Sandi tak membalasnya, ahh ya sudah. Akhirnya aku mengabaikannya dan sibuk dengan yang lain. Tiba2 ibu datang dan duduk di kursi sampingku. "Syifa gimana bu?" "Ngga kenapa2 kok, cm meriang aja..." "Ohh gitu..." "Kakakmu mana?" "Ya biasa lahh bu, kakak kn ngga betah di rumah, ya pergi lahh sama temen2nya..." "Ya ampun tuh anak bner2, pagi2 dah pergi pulangnya ntar malam, udah dibilangin masih aja kaya gitu..."kata ibu dengan ekspresi putus asa. Aku memandangi wajah ibu sebentar, lalu beralih ke tv lagi. Aku beranjak dari depan tv menuju ke kamar. Ku tinggalkan ibu yang sedang fokus menatap ke tv. Ku kunci kamarku agar tidak ada yang mengganggu ketenanganku. Aku segera menyambar sebuah buku yang tergeletak di atas meja. Buku ini adalah bacaan favoritku. Bukan berisi tentang cerita cinta yang menurutku sedikit berlebihan. Tapi berisi tentang pengetahuan, lebih tepatnya ilmu psikologi. Entah kenapa aku menyukai bacaan yang seperti itu, apalagi beberapa buku yang mengulas tentang kepribadian introvert, rasanya buku itu seperti menceritakan tentang diri aku sendiri. Mungkin si penulis ini sama2 introvert juga kali ya? sama seperti aku. Tak terasa hari sudah mulai sore, aku mendengar suara mobil di depan rumah. Aku membuka pintu. Oh, ternyata kak Sally sudah pulang. Tumben jam segini dah sampai rumah. " Tumben jam segini dah pulang kak..." kataku. "Capekk..." jawabnya singkat sambil melangkah menuju kamarnya. "Emang abis dari mana?" tanyaku mengikuti langkahnya. "Dari rumah Arin, anaknya ulang tahun. Nahh kakak bantuin disana. Ini baru selesai..." "Kok ngga ngmong sama aku sih kak? aku kn juga knal sama kak Arin..." " Ngpain aq ngajak km? acara ultah Arai cm kyak gitu doank, lagian km kn ngga suka keramaian..." " Iya sih, tapi..." "Kakak capek, mau mandi, badan kakak bau dan lengket" ucapnya memotong ucapanku. Esok hari aku yang sudah siap berangkat kerja sedang menunggu kakak yang masih ada di kamarnya. Aku menunggu kakak di ruang tamu sambil memainkan hp yang ada di tanganku. Akhirnya kakak keluar juga dari kamarnya. Kami berpamitan sama ibu untuk berangkat kerja. Setiap hari aku dan kakak memang selalu berangkat bersama. Didalam mobil kami berbincang-bincang sampai di tempat kerja.Akhirnya sampai juga. Sebenarnya kak Sally memiliki toko bunga. Dan aku kerja sama kakak sekalian membantu juga sih, karna toko bunga pnya kak Sally lumayan besar. Sejujurnya aku sedikit iri sama kak Sally. Dia sedikit pemalas tapi beruntung. Cantik, tinggi, putih, pintar bergaul, dan punya otak encer sehingga dia bisa merintis usaha bunga sampai seperti ini. Beda denganku. Kata orang aku memang mirip sama kakak, sama2 cantik, tinggi, dan otakku juga ngga kalah encer dari dia, tapi kulitku hitam, dan juga aku tak terlalu pintar bergaul sehingga aku hanya sedikit memiliki teman. Aku duduk melamun menatap kak Sally yang sibuk mengisi data2 penjualannya. "Kenapa kamu menatap kakak seperti itu? jangan melamun, bagaimana kalau nanti ada orang yang mau beli bunga, tapi ngga jadi gara2 melihat ekspresi kamu yang seperti itu" kata kakak sambil tetap menatap ke arah kertas yang ada di hadapannya. "Emang ekspresiku kenapa?" tanyaku. " Kayak orang yang ngga pny ekspresi..." jawabnya seenaknya. Dan aku hanya diam. "Kenapa sih Vel?" tanya kak Sally lagi. "Ngga ada apa2 kok kak"Jangan bohong, aku kakakmu aku tau kamu seperti apa..." "Beneran ngga ada apa2 kak..." jawabku pergi dari tempat dudukku tadi mencari kesibukan. Dan kak Sally hanya menatapku dengan heran. Kak Sally tau prcuma memaksa aku. Waktu cepat brlalu, sudah saatnya aku dan kak Sally pulang ke rumah. Kami segera menutup toko. Ketika di mobil tiba2 hp ku berbunyi tanda ada yg menelponku, dan ternyata itu dari Fira, sahabatku. "Halo, assalamu'alaikum..." kataku pada orang yang di seberang sana. "Halo, wa'alaikum salam..." jawabnya. " Ada apa Fir?" "Sehabis isya' nanti temenin cari sepatu donk, soalnya mau di pake besok pagi, sepatu yang biasa gw pakai udah rusak..." ^Kok mendadak bgt? kenapa ngga cari dari kemarin2?" "Waktu yg gw punya cuma entar malam, kemarin2 tuh kalau malam acara gw tuh adaa aja... sibuk" " Udah jadi orang sibuk aja lo ya Fir? emang besok ada acara apa?" "Buat presentasi di tempat kerja gw, ketemunya sama orang2 pnting, masa gw pakai sepatu butut, kn ngga pantes..." "Ya iya dech, entar gw temenin, tapi lo yg ke rumah gw ..." " Iya iya beres.. Ya udah gitu aja gw tutup telponnya, bye..." ttuutt ttuuttt ttuutt Pukul 19.00, aku sudah bersiap-siap, tinggal menunggu kedatangan Fira. Akhirnya Fira datang dengan bawa mobil merah kesayangannya. Aq pamit pergi sama ibu dan kakak . Di dalam mobil Fira bercerita panjang lebar, sampai2 aq ngga di beri kesempatan untuk ngomong. Maklumlah, Fira itu anak yang sangat cerewet beda bgt sama aku yang lebih banyak diam . Dia selalu nemu aja bahan untuk di ceritain. Fira memarkirkan mobilnya. "Sampai..." kata Fira " Loh Fir, ngpain lo bawa gw ke kafe? mau cari sepatu di kafe? ya ngga ada lahh.." " Gw juga tau kali ngga ada sepatu disini. Maafin gw Vel, gw bohong sama lo, abis klo gw ngga ngelakuin ini pasti lo ngga mau..." "Terus ngapain lo bawa gw kesini? ngg mngkin kn lo ngajakin gw dinner?" "Gw mau ktemu sama cowo, lo tau kn nyokap gw kayak gimana? Dia ngga bakalan ngijinin gw prgi malam2 gini klo ngga sama lo, gw diperlakukan kyak anak kcil. yang ngga ngrti apa2..." " Lahh terus gw lo jadiin obat nyamuk gitu?" " Ya ngga lah Vel, cowo gw bawa tmen kok, so lo ngga prlu ngerasa jdi obat nyamuk..." " Ya kn gw malu,gw juga ga knal sama cowo lo..." " Ngga usah malu lahh, mereka brdua udah di dalam nih..." kata Fira sambil narik aku. Sekarang aku dan Fira sudah duduk dihadapan dua orang cowok yang menurutku tampan. Tapi salah satu diantara mereka adalah pacarnya Fira. "Yank, kenalin ini teman aku yang aku ceritain tadi, namanya Veli..." kata Fira pada cowo yang ada di hadapannya . "Veli, ini Dylan cowo aku, dan yang disebelahnya ini teman kami namanya Widi." kata Fira padaku. Lalu aku bersalaman dengan dua orang cowo itu. Kalian tau apa yang aku rasain? nerveous bgt, beneran. Lalu kami semua ngobrol tapi aku lebih banyak diam.Ya karena aku belum kenal sama mereka. " Mm... Vel, gw tiba2 pngin makan bakso nih, gw sama Dylan pergi cari bakso dulu ya? lo disini aja sama Widi, ngobrol2 apa gitu ya.. nanti gw balik lagi kok..."kata Fira sambil menarik Dylan. "Fir, fir..." kataku memanggil Fira tapi dia cuek aja. "Udah lah biarin aja, lo aman kok sama gw..." kata Widi tenang. Dan aku jadi gugup sekarang. Pada awalnya kami sering terdiam kehabisan bahan pembicaraan, tapi Widi pintar bikin aku ngomong, jadi sekarang aku ngga begitu gugup sama dia, malah rasanya aku nyaman bgt seperti udah kenal lama.Bahkan aku sering ketawa sama dia.Kita berdua juga sudah bertukar no hp. Ternyata dia pintar dekat sama cewe introvert kayak aq. Aku melirik ke arah jam tangan yang aku pakai. Ternyata sudah menunjukkan pukul 22.00. Aku mulai gelisah, karena Fira dan Dylan belum juga muncul. " Kayaknya mereka dah pulang dech, masa makan bakso aja sampai 1 jam lebih, apalagi sekarang udah malam..." kata Widi. "Iya sih, gw sms ngga d bales, tapi kalau Fira beneran ninggalin gw, itu artinya dia kelewatan bgt sama gw, kan gw kesini bareng dia, kalau dia dah pulang gw mau naik apa malam2 begini..." kataku dengan cemas. "Ngga usah cemas, kn ada gw , gw anterin sampai rmah..." kata Widi menenangkan. Aku senang mendengarnya. " Pulang sekarang aja yuk? ini dah malam bgt, lagian gw pngin istirahat juga" kataku. "Ya udah, ayo kita pulang..." jawab Widi. Dan akhirnya aku pulang diantar Widi. Begitu sampai didepan rumah. " Terima kasih ya? " kataku pada Widi. " Iya, rumah km dah sepi..." jawabnya. "Iya, kayaknya udah pada tidur..." "Ya udah aku pulang ya..." "Hati2 di jalan, kalau sampai rumah sms aq ya?" "Iya..." Dan aku masuk ke rumah dengan bahagia. Tapi kalau mengingat Fira aku langsung mendongkol.'Awas aja lo Fir' kataku dalam hati. Tiba2 hp ku berbunyi.Nah, ini dia orang yang bikin aq dongkol. "Fir, lo dah pulang ya?" kata ku di telfon. "Maafin gw Vel, gw lupa..." jawabnya. "Lupa atau sengaja? " "Ya lupa lah, tpi lo dah pulang?" " Udah, bner2 kelewatan lo ya?" "Maafin gw donk Vel... Lo diantar pulang sama Widi kn? lo aman kn?" " Ya iya lah, gw aman, gw diantar sama Widi..." "Seneng dong lo, diantar pulang sama cowo seganteng dia..." "eee ya, biasa aja gw..."jawabku terbata. "Kok lo jawabnya terbata gitu? lo suka pada pndangan pertama ya sama dia.." " Ngga kok..." " Beneran? tadi gw ngeliat lo nerveous gitu loh di hadapan dia..." "Emang kalo nerveus itu berarti gw suka sma dia gitu? ngga kan?" "Ya ngga juga,tapi gw liat mata lo berbinar, udah ngaku aja susah bgt, lagian ya, kayaknya dia juga suka dech sama lo..." "Sotoy lo, mana ada cowo yang suka sama cewe introvert kyak gw..." " Jangan begitu introvert itu ada di dalam diri manusia juga.. " " Ahh udahlah, gw capek gw mau tidur dulu..." "Mau tidur apa mau mikirin Widi? " "Terserah lo dech..." ttutt ttutt ttutt "Capek berdebat sama cewe kayak Fira, ngga mau ngalah, tapi kayaknya Fira bner gw suka sama Widi pada pandangan prtama" kata ku pada diri sendiri. Hpku bergetar tanda sms masuk. Ternyata Widi mengabarkan kalau dah sampai rumah. Lalu aku tidur dengan lelap. Sejak saat itu , gw jadi sering smsan sama Widi.Dua bulan berlalu. Hubungan aku sama Widi mjd dekat dan semakin dekat. Bahkan kami sering jalan berdua, hanya berdua tanpa Fira ataupun Dylan. Dan setiap hari dia rutin mengsms aku dan aku selalu menunggu sms dari dia. Perasaan yang sungguh indah. Seperti saat ini aku sedang dinner berdua dengan Widi di restoran favorit aku. Menurut aku ini sangat romantis karena di malam minggu seperti ini aku sedang berdua dengan orang yang aku sukai. Benar2 menyenangkan. Obrolan kami yang semula ringan kini berubah mjd serius. Tiba2 dia menggenggam tanganku. Dan efeknya aku mjd nerveous. "Veli, aku mau ngomong sama kamu..." kata nya dia terlihat nerveous. "Dari tadi kita kn dah ngomong..." jawabku. " Tapi kali ini aku lebih serius..." " Oke, mau ngomong apa? " "Da dari awal kita bertemu , aku aku suka sama kamu" katanya menggenggam tanganku. " Mau ngga jadi pacar aku?" lanjutnya. Hatiku mencelos kegirangan. Aku mengangguk. "Aku juga udah suka sama kamu dari awal..." kataku.Dia begitu bahagia mendengarnya. Sejak saat itu kami pacaran. Pulang dari dinner aku ngasih tau Fira kalau aaku dah pacaran sama Widi. Fira pun bahagia mendengarnya. 1 tahun kemudian... Sekarang keadaan aku , ibu , dan kak Sally sudah berubah. Aq dan ibu tdk lagi satu rumah dengan kak Sally. Dia sudah menikah jadi dia hidup bersama suaminya. Tapi aku masih bekerja di toko bunganya. Saat ini kak Sally sedang mengandung anaknya yang pertama. Usia kandungannya sudah menginjak bulan terakhir yaitu ke 9. Jadi sebentar lagi kakak bakalan jadi ibu. "Kak, aku kasian sama keponakan aku di perut kakak, masa udah usia ke 9 masih di ajak kerja , kakak gimana sih?" " Ya ngga apa2 donk, kakak biasa kerja jadi bingung kalau ngga ngapa2in..." "Ya udah kalau kakak capek kakak diam aja ya, biar aku yg ngurus semuanya aku bisa kok..." " Ya udah kakak capek kakak percayain sama kamu..." " Oke.." Akhirnya aku yang menghandle pekerjaan kakak sampai pulang. Hari ini hari Minggu, hari yang cerah. Aku dan Fira sedang jogging bersama supaya ttp sehat. Ketika sedang asyik lari kecil, tiba 2 aku merasa hp ku bergetar. Widi menelponku. "Halo yank.." "Halo, nanti kamu ngga ada acara kn? " " Ngga , kenapa ? kangen sama aku ya?" " Yaiyalah, kan aku cinta sama kamu" "Gombal" " Nanti jam 9 kamu datang ke taman kota ya Aku dah titip kado ke kak Sally, nanti km pakai y?" " Emang ada apa dan kado apa? kan aq ngga ultah?" " Udah datang aja, dan jangan lupa, ajak Fira juga karena aku juga ngajak Dylan." " Ya iya. nanti aku datang" ttutt ttutt ttutt " Wiidi ya?" "Iya, ngajakin kita ke taman kota jam 9, kira2 ada apa ya? ^Ngga tau, bikin penasaran aja tuh orang..." Aku melihat kearah jam tangan. Jam menunjukkan pukul 07.00. Aku ngjak Fira pulang karena aq dah capek. Aku sekarang sedang duduk di kursi yang didepannya meja yang berisi makanan, dan didepan aku duduk seorang lelaki yang tampannya melebihi artis korea. Dia menakai jas berwarna putih sama dengan gaun yang aku kenakan, yang juga adalah pemberiannya. "Kamu cantik sekali memakai gaun itu..." katanya. "Kamu juga sangat tampan..."kataku singkat. " Dimana Dylan dan Fira?" " Aku juga menyiapkan tempat untuk mereka , mungkin sdg mesra2an..." "Oh.begitu..." "Ngga kerasa ya kita pacaran udah setahun? " " Ya, ternyata sudah cukup lama juga... " jawabku. " Aku sangat berterima kasih karna kamu dah mau terima aku apa adanya.." "Justru aku yang harusnya berterima kasih sama kamu yank, karena kamu dah mau pacaran sama cewek yang kuper, introvert dan pny segudang kekurangan seperti aku..." "Jangan seperti itu, aku justru bangg a pny kamu..."jawabnya. "Aku juga bangga pnya km.. " "Karena kebersamaan kita yang aku rasa cukup untuk saling memahami satu sama lain, aku beranikan diri utk melakukan ini.."katanya Lalu merogoh sesuatu di saku jasnya. " Maukah kau menikah denganku?" kata Widi sambil membuka kotak cincin yang baru saja dikeluarkan dari saku jasnya. Aku langsung menutup mulutku karena tak jub dengan apa yang barusaja terjadi. Aku mengangguk dan mengatakan "Ya, aku mau menikah denganmu". Lalu aku mendengar suara orang bertepuk tangan sambil mengucap "alhamdulillah" secara serentak. Dan ternyata itu Dylan, Fira, kak Sally dan suaminya, ibu, kedua calon mertuaku, dan beberapa teman lain. "Yank, kita lebih dulu pacaran, tapi mereka duluan yang mau nikah, kapan mau lamar aku? " kata Fira ke Dylan. "Sebentar lagi ya sayang, kamu yang sabar..." kata Dylan sambil mengusap rambut Fira. Fira hanya mengangguk. "Ada yang iri ternyata" kataku. "Aduh!!" kata kak Sally smbil memegang perutnya. "Kamu kenapa sayang?" tanya kak Sandi suaminya. " Air ketubannya pecah" kata Widi dengan sedikit panik. "Sepertinya aku mau melahirkan" Semua orang panik dan cepat2 membawa kak Sally ke RS. ~SELESAI~

Senin, 08 Mei 2017

KEHIDUPANKU



Malam ini aq sedang duduk termenung diruang tamu sendirian. Bukan sedang menunggu orang, tapi aq memang sedang memikirkan sesuatu yang mengganggu di otakku.Sambil memegang hp aq terus merenung, ingin curhat tapi mau curhat sama siapa? dan mulai dari mana? sedangkan seorang sahabat pun aq tak punya.
Satu satunya pilihan untuk mengusir kesepianku adalah menulis. Menulis adalah hobiku. Hampir setiap malam aku melakukan kegiatan itu. aq suka menulis sebuah cerita. Tapi sayang nya, aq belum memiliki keberanian untuk menerbitkan ceritaku ke media.
"Fina, kamu lagi ngapain sayang disini sendirian? ini sudah malam sayang lebih baik kamu tidur , besok kan kamu harus bekerja, jangan sampai telat lohh" kata mamaku, orang yang paling aku sayang. " iya ma, sebentar lagi aq tidur..."jawabku 'ya, lebih baik aq tidur saja,tidak ada gunanya aq memikirkan hal yang ngga penting,' kataku dalam hati. Lalu aq beranjak ke kamar dan mengistirahatkan badan dan pikiranku. Malam pun cepat berlalu hingga hari sudah mulai pagi. Perlahan - lahan ku buka mataku. "Oh ternyata hari sudah pagi" kataku pada diriku sendiri. Aku bangun dari tempat tidurku dan mulaimengerjakan aktivitas ku sehari - hari. Setelah semua pekerjaan rumah selesai aq mulai siap2 untuk berangkat bekerja. Disini lah tempatku bekerja, disebuah pabrik yang letaknya tak terlalu jauh dari rumahku. bukan pabrik yang besar sih tapi di tempat inilah aku terbiasa mencari rezeki, dan aku cukup bersyukur atas apa yang aq dapatkan. "Hai Fina, rajin banget jam segini sudah datang..." sapa Lina temanku. "Ahh ngga kok, biar ngga telat aja, lahh kamu jam segini kok dah datang juga..." jawabku. "Iya nih, aq bareng sama kakakku, jadi jam segini dah sampe..." jawab Lina. "Ouh begitu..." jawabku. Tak terasa waktu cepat berlalu teman - temanku sudah mulai berdatangan. Dan tak menunggu lama kami mulai bekerja. Ketika sedang bekerja aku adalah orang yang fokus, bahkan terkadang aq terlalu fokus. Hingga aku jarang ngobrol selagi bekerja. Mungkin banyak orang yang berpikir aq adalah orang yang sombong atau aq adalah orang yang tidak asyik karena aq jarang ngobrol.Jujur aku sedih, tapi kalau aq tdak fokus aq tdak akan dpt hasil yang aq harapkan. Ambisius? mungkin, tapi aq hanya ingin dpt hasil yang aq targetkan. Tak terasa waktu cepat berlalu. Bel tanda pulang berbunyi aq dan yang lainnya bersiap untuk pulang. Badanku rasanya remuk sekali, untung saja hari ini aq tidak bertugas piket, jadi tdak bertambah lelah. "Fina, kamu pulang sama siapa? "kata mba Devi "kayaknya aq jalan kaki dech mba, motorku di bengkel" jawabku. "eh kok jalan kaki, rumah kamu kan jauh, ikut aq aja ya?? kita kn searah" kata mba Devi " emang ngga ngrepotin?" tanyaku "ngga lagh, kn searah" kata mba Devi "ya udah kalo gitu aq tunggu di depan ya mba.." "iya.." Sekarang aq ssudah sampai dirumah dan tak terasa hari sudah mulai malam. Aq yang sedang berada didepan TV tiba-tiba merasa mengantuk dan aq tertidur di depan TV. Tak terasa waktu cepat berlalu. Hari berubah menjadi minggu, minggu menjadi bulan, dan bulan pun menjadi tahun. Tapi aq masih melakukan kegiatan yang sama setiap hari. Dan jujur saja aq sedikit merasa bosan. Pagi ini aq berangkat ke tempat kerja seperti biasa. Dengan senyum yang mengembang di sudut bibir seperti yang biasa aq tunjukkan pada semua orang. Tersenyum , bersyukur dan bahagia. Itu lahh yang kurasakan. Tapi ada perasaan yang berbeda pula sekarang. Sedih. sedih, karena hari ini adalah hari terakhir aq ada disini. Ya, aq telah mengajukan surat pengunduran diri beberapa waktu lalu. Waktu telah menunjukkan pukul 16.30. Ini adalah waktunya kami untuk pulang. Namun sebelum pulang kami mengadakan briefing sore. pada kesempatan ini aq mengucapkan kata perpisahan dan permohonan maaf pada semua orang yang ada disana. Pada awalnya aq biasa saja, tapi lama-lama aq merasa sedih, sangat sedih karena sulit bagiku untuk bertemu kembali dengan mereka teman-temanku. Terlebih pada saat salah seorang dari mereka mewakili untuk mengucapkan kata perpisahan dan permohonan maaf padaku. Pada saat itu hatiku hancur, hingga air mataku keluar begitu saja dan salah seorang dari mereka memelukku. 'aku sedih tapi aq harus melakukan ini' kata ku dalam hati. 5 tahun kemudian.... Sekarang ini aq sedang duduk di ruang tamu sambil membaca sebuah buku. Buku yang tebal dan sepertinya mahal, itu terlihat dari isinya.Aku tersenyum membaca buku ini karena menurutku kisah yang ada di buku ini sangat inspiratif dan penuh perjuangan. Aq melirik judul dari novel itu 'KEHIDUPANKU' by Fina Maharani. Ya, itu adalah novel karanganku. Cerita yang sudah lama aq tulis . Dengan perjuangan dan doa, pada akhirnya aq berani mencoba untuk menerbitkannya ke media. Dan akhirnya aq berhasil menjadi seorang penulis yang karyanya telah menyebar ke seluruh Indonesia. "Ma, ayo cepat, ini udah jam 10.00 lohh, acalanya jam 10.30 kn? nnti mama telat loch..."lamunanku terhenti oleh suara anak kecil. "Iya Fanny, anakku sayang..." jawabku sambil mencubit pipi tembem Fanny. Aku segera berqngkat ke sebuah acara talk show di salah satu stasiun TV bersama dengan anakku dan suamiku

Minggu, 07 Mei 2017

Perkenalan


Assalamu'alaikum wr.wb...


Hai semuanya!!
Perkenalkan namaku Farhah. Aku sebenarnya adalah seorang karyawati. Kegiatan yang paling aku sukai adalah membaca cerpen, cerbung, ataupun novel. Untuk itulah aku ingin membuat blog yang isinya tentang cerpen yang aku buat sendiri. Tapi kali ini aku belum akan memposting cerpen atau cerbung karena ini adalah postingan pertama aku. Semoga nanti kalian semua bisa terhibur oleh cerpen-cerpenku ya? Tapi jangan lupa tinggalkan komentar,okee??
Cukup aja dech perkenalannya... terima kasih...

Wassalamu'alaikum wr.wb. 😀